“Subhanallah….!!!Ada “YUYUN” Juga Di Surabaya”

Bacakoranpagi,Surabaya, – Seorang anak 13 tahun yang masih duduk di kelas 1 SMP disetubuhi secara bergantian oleh 8 pelaku yang masih pelajar dari beberapa sekolah yang berbeda di Surabaya.

Sejak Kamis (12/5/2016) pagi tadi, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya menjemput satu persatu para pelaku dari sekolah masing-masing untuk diamankan.

Lima pelaku telah diamankan sejak Kamis (12/5/2016) pagi karena tidak termasuk peserta Ujian Nasional, di antaranya tiga pelaku kelas 3, 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD).

Sementara tiga pelaku lainnya masih ditunggu sampai Ujian Nasional SMP selesai. Beberapa pelaku yang mengikuti Ujian Nasional gelombang pertama tadi sudah terlebih dahulu dibawa oleh polisi.

Korban dicabuli 8 pelaku sejak April 2016 dan tidak hanya itu, korban juga mengalami kecanduan pil Dobel L karena sejak kelas enam sudah dicekoki pil ini oleh salah satu pelaku.

Kompol Lily Djafar Kasubag Humas Polrestabes Surabaya membenarkan adanya kasus ini saat ini para pelaku dilakukan pemeriksaan oleh penyidik dan mendapatkan perhatian dari Kapolrestabes Surabaya.

Rencananya pada Kamis (12/5/2016) siang nanti, kasus ini akan dirilis langsung oleh Kombespol Iman Sumantri Kapolrestabes Surabaya. (ss)

Kurang Fokus, Pemuda Nyolong Kotak Amal dan Buang Hajat di Tempat Imam

 Edan, Sudah Curi Kotak Amal, Buang Kotoran di Mimbar ImamBacakoranpagi,-MANYAR – Perbuatan Rifki Ardiansyah asal Desa Gumeno, 24, warga RT 10, Kecamatan Manyar, Gresik, ini jauh dari kesan orang normal. Selain mencuri kotak amal musala, pemuda tegap ini juga membuang kotorannya di mimbar imam salat.

Aksinya terbongkar berkat rekaman CCTV yang dipasang di sekitar musolah Desa Manyarrejo, Kecamatan Manyar.

Aksi nyeleneh itu dilakukan Senin malam sekitar pukul 21.00. Paginya, warga kaget melihat tempat ibadah yang disucikan itu terdapat kotoran manusia.

Warga yang geram lalu membersihkan kotoran itu dan mengecek kamera CCTV yang terpasang sekitar musala.

Warga yang emosinya sudah memuncak langsung mencari tersangka melalui beberapa orang di warkop-warkop.

Salah seorang warga yang biasa ngopi di warkop daerah itu pun mengenali wajah pelaku. Pelaku diketahui sering berada di salon potong rambut.

Meskipun keberadaan tersangka di situ hanya bermain,tidak bekerja. Sekitar pukul 13.00 wib, Selasa (3/5) usaha warga berbuahkan hasil.

Warga diberi info tentang keberadaan tersangka yang sedang minum kopi di Desa Tenger, Kecamatan Manyar.

“Kami tahu wajah tersangka dari CCTV. Saat kami lakukan pencarian seharian, akhirnya siang kita temukan di warkop Desa Tenger. Dan para pemuda menghajarnya,” kata Mohamad Sofyan warga setempat.

Setelah sempat dihajar, pelaku diserahkan ke Mapolsek Manyar untuk menjalani pemeriksaan. (ss)

“Berlagak Kayak Michael Schumaker, Lowala…!!!Malah Njegur Kali”

Bohongi Istri, Sewa Mobil Untuk Pacaran ke Tretes, Akhirnya Kecebur ke KaliBacakoranpagi,-SIDOARJO – Amuk massa di Dusun Dungus, Sukodono rupanya tidak disebabkan aksi ugal-ugalan sopir Avanza nopol L 1816 DA. Tetapi, saat kemarahan massa itu meluap, ada warga yang justru menemukan kunci T di dalam kendaraan sebelum diceburkan ke sungai.

Sebab warga menduga Ariyadi dan Anang merupakan. pelaku pencurian kendaraan bermotor.

“Memang sempat ada suara ada kunci T. Mungkin memang maling,” ujar salah satu saksi mata yang enggan disebutkan namanya.

Kapolsek Sukodono AKP Subadri mengakui ada kunci T, tetapi ditemukan di sekitar mobil. Namun baik Ariyadi maupun Anang tidak mengaku.

“Kami langsung periksa secara intensif setelah kejadian itu. Mereka mengaku tidak memiliki kunci T itu,” ucapnya.

Terpisah, Anang mengaku tidak memiliki kunci T. Alasannya mobil yang dikendarainya itu merupakan mobil rental yang dipinjamnya dari seseorang di Surabaya. “Saya rental dua hari senilai Rp 500 ribu,” katanya

Anang menambahkan, dia mengaku menyesal dengan tindakan temannya yang ugal-ugalan. (ss)

“Mbah Mijan Ajak YUYUN Ngobrol”, Anda Penasaran ? Sama Saya Juga…

images

Mbah Mijan

Baca Koran Pagi,- Kematian Yuyun, siswi di sebuah SMPN di Rejang Lebong, Bengkulu korban pemerkosaan dan pembunuhan, mengusik perhatian Mbah Mijan. Terlebih karena paranormal yang membuka praktek di Apartemen Modern Land di Cikokol Tangerang ini mendengar cerita mistis…..

Cerita mistis itu didengar Mbah Mijan dari para guru dan teman-teman sekolah Yuyun, yang menyebut meja dan kursi bekas tempat duduknya, selalu basah meski ruangan tidak bocor atau lembab.

Entah alasan apa, pihak sekolah akhirnya memindahkan meja tersebut ke gudang dan menggantinya dengan meja yang baru. Celakanya, bangku yang baru itu pun tetap kosong karena para siswa tetap takut.

Dalam kacamata spiritual Mbah Mijan, orang yang meninggal dunia sebelum genap 41 hari, roh intinya menghadap Sang Pencipta, tapi khorinnya masih beraktivitas di sekitar kita.

Bintang Film Cipali KM182 ini mengaku sudah berkomunikasi dengan Yuyun. “Jangan paksa saya untuk cerita, apa hasil komunikasi semalam, tapi saya membenarkan soal kabar meja dan kursi Yuyun basah misterius,” tulisnya di akun @mbah_mijan, Jumat (6/5).

Menurutnya, meja basah itu adalah air mata kesedihan Yuyun. “Seharusnya meja itu jangan buru-buru dibuang ke gudang, sebab khorin itu akan bingung mencari titik yang biasa ia duduki,” lanjut Mbah Mijan.

Host Jejak Paranormal ini menyarankan agar bangku bekas tempat duduk Yuyun dikembalikan seperti semula sebelum 41 hari.

Tak hanya itu, Mbah Mijan juga berharap para guru dan teman sekelas Yuyun mengirimkan doa di dalam kelas. “Lakukan itu sebelum lewat 41 hari, sebab jika tidak, ini bisa fatal. Ingat, kasus ini pembunuhan dan pemerkosaan tersadis yang pernah ada,” urainya lagi.

Mbah Mijan menambahkan, situasi seperti sekarang bisa saja dimanfaatkan oleh jin-jin nakal. “Mereka bisa berkamuflase apa saja. Tapi kalau memang keresahan berlanjut, saya siap (membatu),” pungkas Mbah Mijan.(**)

Kebun Ganja Kini sampai ke Apartemen

Jajaran Polres Metro Jakarta saat merilis kasus penanaman ganja di dalam kamar apartemen pada Rabu.

Baca.KP,- JAKARTA – Peredaran narkotika di dalam apartemen marak terjadi.

Beberapa hari yang lalu, polisi menemukan ladang tanaman ganja di salah satu unit apartemen daerah Pluit, Jakarta Utara.

Berbeda pada umumnya, ladang ganja tersebut dikembangkan dengan metode penyemaian dalam ruangan.

Menurut pihak kepolisian, cara penanaman ganja tersebut adalah modus baru.

Sebab, penanam ganja tidak mengandalkan sinar matahari untuk menumbuhkembangkan tanaman tersebut.

DI (37), seorang desainer lulusan salah satu universitas di Singapura, mengandalkan pancaran sinar lampu ultraviolet untuk menumbuhkembangkan tanaman haram itu.

Pada awalnya DI menabur bibit ganja ke dalam wadah busa hingga beberapa pekan untuk menunggu berkecambah.

Setelah itu, ia memindahkannya ke pot kecil. Beberapa bulan kemudian, tanaman dipindahkan ke pot besar guna menunggu hasil panen. Proses penanaman biji sampai panen memakan waktu selama 7 bulan.

“Ini modus baru. Metode penyemaian didalam ruangan, yang mana sumber penerangannya dilakukan menggunakan lampu ultraviolet,” ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Rudy Heriyanto di Mapolres Metro Jakarta Barat, Rabu (27/4/2016).

DI mengaku mendapatkan bibit ganja itu dari rekannya SN, warga Aceh, yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO).

Meskipun bibit tersebut dipasok dari Aceh, menurut polisi, ganja yang ditanam DI merupakan jenis ganja asal Vietnam.

Polisi menilai, ganja yang ditanam DI sangat berbeda dengan ganja asal Aceh. Ganja tersebut, kata polisi, tidak dipanen daunnya, tetapi bunganya.

“Ini jenis ganja dari Vietnam, bukan dari Aceh. Kalau ganja Aceh daunnya yang digunakan, kalau ini bunganya yang akan dipanen,” ucap Rudy.

Selain itu, dari segi tekstur, ganja yang ditanam DI itu sangat berbeda dengan ganja asal Aceh.

Jika tanaman ganja dari Aceh tekstur batangnya lurus, ganja milik DI memiliki tekstur batang yang bengkok.

Belajar dari Youtube

Kepada polisi DI mengaku belajar cara menanam ganja di dalam ruangan melalui video di Youtube.

Polisi pun tidak langsung mempercayainya, karena menurut polisi, seseorang akan sulit mempelajari suatu hal jika tanpa guru yang mendampingi.

Menurut Rudy, DI mengaku belum sempat memanen hasil tanamannya tersebut.

“Dari pengakuan tersangka baru tujuh bulan. Ia juga mengaku ganja tersebut jika berhasil panen akan diedarkan di wilayah Jakarta,” kata Rudy.

Dari tangan pelaku, polisi menyita 6 pot besar pohon ganja siap panen, 7 pot besar pohon ganja ukuran besar, 15 pot kecil pohon ganja ukuran kecil, 20 blok busa isi semaian pohon ganja, 8 paket gana kering seberat 1.500 gram, dan 2 buah toples ganja kering rontokan.

Polisi juga menyita 10 unit lampu ultraviolet, 2 buah alat pengukur kelembapan, 2 buah kipas angin, 2 karung pupuk tanam, 2 buah stabillizer listrik, 5 botol pupuk semprot.

Dengan ditemukannya ladang ganja di unit apartmen milik DI ini, Rudy mengimbau kepada seluruh pengelola apartemen untuk selalu mengawasi pengunjung dan penyewa.

Ia berharap, dengan ditangkap DI ini, pihak pengelola bisa lebih mewaspadai peredaran narkoba di dalam apartemen.

Sebab, menurut Rudy, akhir-akhir ini kian marak peredaran narkotika di dalam apartmen.

Dengan pengawasan yang lebih ketat, kata dia, para pelaku tindak kejahatan tidak lagi menganggap apartmen tempat paling aman untuk melakukan peredaran gelap narkotika.

“Kami mengimbau kepada pengelola apartemen harus terus mengontrol dan mengawasi penghuni. Agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujar Rudy.

Atas perbuatannya, DI dijerat Pasal 114 ayat 2 subsider 113 ayat 2 subsider 111 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara. (J.R)

Potongan Kaki Korban Mutilasi Belum Juga Ditemukan, Polisi Konsultasi dengan Kejaksaan

Polisi mengevakuasi korban mutilasi di kontrakan korban di wilayah cikupa, Kabupaten Tangerang.

Baca.KP,- JAKARTA – Polisi hingga kini belum menemukan potongan kaki dari korban mutilasi Nur Atikah (34).

Diduga, potongan kaki tersebut dibuang oleh pelaku yang juga kekasih korban, yakni Agus alias Kumayadi (31) ke sungai.

Terkait potongan kaki yang belum ditemukan ini, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Kejaksaan.

“Kami dari penyidik nanti koordinasi dengan Kejaksaan bagaimana jika potongan kaki nantinya tidak ditemukan,” ujar Kapolresta Tangerang, Kombes Irman Sugema di Mapolda Metro Jaya, Senin (25/4)2016).

Irman menambahkan, pihaknya masih kesulitan mencari potongan kaki dari Nur Atikah.

Hal tersebut lantaran sungai tempat dibuangnya potongan kaki tersebut beraliran deras dan dalam.

“Kondisi arus cukup deras dan kedalamannya cukup dalam, kurang lebih empat meter dan juga kalinya cukup kotor. Menurut keterangan anggota di lapangan agak sulit melakukan pencarian,” ucapnya.

Irman menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan untuk berkonsultasi jika memang nantinya potongan kaki tersebut tidak juga ditemukan, apakah berpengaruh terhadap proses penyidikan atau tidak.

Polisi menangkap Agus di Surabaya setelah dinyatakan buron selama dua hari. Agus adalah pelaku pembunuhan terhadap Nur, wanita yang tinggal bersamanya dalam satu kontrakan.

Nur ditemukan tewas dengan kondisi dimutilasi di sebuah rumah kontrakan wilayah Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Pada Kamis (14/4/2016), tim gabungan menemukan kedua tangan Nur yang dipotong di daerah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Sementara itu, potongan kedua kaki jenazah masih belum ditemukan. Saat dibunuh, Nur sedang hamil tujuh bulan. (J.R)

‘Segitiga Emas’ Narkoba di Jakarta Barat

Ilustasi Narkoba

Baca.KP,- Jakarta“Nggak bisa nyabu sekarang, barang lagi langka,” ucap K, mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat, memulai obrolan.

Rabu (20/4/2016) dini hari di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat ini dikenal sebagai penghubung antara pelanggan dengan pengedar narkoba.

K memang menjadi ujung tombak transaksi narkoba. Jika tak dapat restu mahasiswi 26 tahun ini, tak akan ada satu pun pengedar yang akan melayani.

“Sekarang semuanya harus hati-hati, banyak yang cepu (informan polisi) soalnya,” ujar dia.

Menurut K, sejak aparat gencar merazia, terlebih ada anggota polisi yang tertangkap tangan membawa sabu, pemasaran sabu di Kemanggisan dan Kembangan tersendat.

Jika calon pembeli tetap ngotot dan ingin memperoleh sabu, para pecandu harus membayar hingga 3 kali lipat dari harga biasanya. Itu pun tak menjamin transaksi bakal aman.

“Nggak bisa lagi pakai harga lama, nggak ada yang mau ambil risiko,” tutur K.

K menolak dirinya terlibat jaringan atau sebagai pengedar sabu. Dia berkilah, dirinya cuma membantu bagi para pecandu narkoba yang membutuhkan.

“Kasihan mereka, susah dapat barang,” kata dia.

K menyatakan, di kawasan Kembangan, Meruya, dan Kemanggisan banyak pecandu narkoba yang membutuhkan. Mereka sekarat, akibat kecanduan zat kimia berbahaya nan mematikan itu.

Beragam Motif

Dari belasan pecandu, pengonsumsi, hingga mereka yang baru pulang rehabilitasi yang berhasil diwawancarai Liputan6.com, mengaku mengonsumsi narkoba sebagai pelarian. Selain itu untuk menambah percaya diri, hingga sebagai upaya melupakan peliknya hidup.

“Saya merasa tak dihargai, tak dianggap. Apapun yang dikerjain, pasti dipandang sebelah mata sama mereka (orangtua),” ujar Bagus, yang baru keluar dari lembaga pemasyarakatan beberapa bulan lalu, akibat tertangkap tangan mengonsumsi narkoba di kosan temannya.

Lain halnya dengan B, pria 26 tahun yang masih menjalani rehabilitasi itu diciduk polisi, saat berpesta narkoba bersama lima temannya.

Mahasiswa jurusan manajemen ini, sudah memakai sabu sejak awal kuliah. Ia sangat membutuhkan barang haram itu untuk eksistensi dirinya.

“Sekarang udah nggak lagi, tapi kadang masih sering rasa, pengen itu muncul lagi,” ungkap B di rumahnya.

Para pengonsumsi narkoba itu, rata-rata merasa tak diterima di lingkungan sosialnya. Baik itu di kalangan keluarga maupun lingkungan pertemanan. Awalnya, coba-coba dan pelarian, namun berakhir dengan kecanduan akut.

Saat mengonsumsi narkoba, baik itu jenis kimiawi seperti sabu, putau, ekstasi, happy five, inex, dan heroin, atau pun jenis herbal misalnya ganja, mushroom, dan opium, mereka mendapatkan perasaan yang berbeda.

“Kalau udah ngebaks (memakai ganja), bawaannya adem, nggak ada masalah. Tapi itu cuma sesaat doang, entar kalau udah nggak fly lagi, nyesel,” ungkap Kur, pemuda 25 tahun yang kini masih dalam masa rehabilitasi.

Lain halnya dengan sabu, pengonsumsi tak akan merasa melayang. Tapi, merasa lebih berenergi, tak lapar, lebih percaya diri, agresif. Tapi mereka tak terlalu ingat apa alasan mereka melakukan sesuatu.

“Nggak tahu kenapa, pinginnya ngeseks mulu, padahal udah keluar masuk kamar hotel, udah abis banyak. Udah nggak ke kontrol lah, itu bener-bener gila,” kisah Riz, pemuda 23 tahun yang baru dua kali mencoba sabu dari temannya.

Dari penelusuran Liputan6.com di tiga kawasan tersebut, peredaran narkoba tertata dengan rapi, rapat, dan tak sembarang orang bisa membeli.

Para pengedar mempunyai jaringan yang sulit terendus aparat. Bahkan, dari mereka banyak yang mengedarkan narkoba di kompleks-kompleks milik pemerintah di sekitar kawasan tersebut. (J.R)

Pemutilasi Wanita Hamil di Tangerang Tertangkap di Surabaya

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti.

Baca.KP,- JakartaKusmayadi alias Agus, pria yang diduga membunuh dan memutilasi istri sirinya, Nur Astiyah atau Nuri (34), tertangkap polisi di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu 20 April 2016 malam. Keberadaan Agus diketahui aparat setelah ada warga yang memberi informasi melalui telepon (hotline).

Penangkapan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, khususnya Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) ini diabadikan dalam sebuah foto yang diunggah Direktur Reskrimum Kombes Krishna Murti di akun jejaring sosial Instagram.

Dia (Agus) bilang sering lihat saya di TV ‘Beruntung bisa foto bareng Pak KM sekarang’, pshycho juga nih orang,” tulis Krishna dalam akun @KRISHNAMURTI_91, Kamis (21/4/2016) pukul 02.00 dinihari.

Kinerja anak buah Krishna pun dipuji para pengikut Instagram. Salah satu netizen @handika.nugroho pun memberikan komentar, “Alhamdulillah, ketangkap tuh orang biadab.”

Pada foto tersebut, Agus memakai baju putih dengan tangan diborgol plastik. Yang membuat netizen geram, mimik wajah Agus tak menyiratkan rasa bersalah. Ia malah berpose dua jari mengikuti gaya berfoto Krishna dan tersenyum ke arah kamera.

Wow dari muka nggak ada rasa malu dan bersalah…Neraka menunggumu Agus,” komentar @leoreza11.

Warga Jalan Haji Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, digegerkan dengan penemuan mayat tak utuh di sebuah kamar kontrakan. Perempuan tersebut sedang hamil dan beberapa bagian tubuhnya ditemukan terpisah. Perempuan itu kemudian diketahui bernama Nur Astiyah atau Nuri.

Pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah seorang warga mencium bau tidak sedap dari kontrakan korban. Warga tersebut lalu melaporkan hal itu ke polisi, Rabu, 13 April 2016. Polisi menduga kuat pemutilasi adalah Agus alias Kusmayadi. (J.R)

Kesal Saat Main Gim, Pemuda Ini Tusuk Temannya hingga Tewas

Baca.KP,- Jakarta Tindak kejahatan berlatar belakang video gim kembali terjadi. Kali ini seorang pemuda berusia 17 tahun harus menghadapi hukuman seumur hidup setelah menusuk temannya hingga tewas.

Mengutip informasi dari Empire Herald, Rabu (20/4/2016), pemuda bernama Carlos Santiago terlibat pertengakaran dengan sahabatnya Juan Suarez setelah bermain gim The Division.Menurut laporan kepolisian Nashville, malam sebelumnya kedua remaja ini sedang asyik main gim The Division di konsol PS4. Akan tetapi selang beberapa waktu, keduanya mulai terlibat pertengkaran hebat setelah Carlos menuduh Juan sengaja meninggalkan dia (dan dua rekan lainnya) dan membunuh karakter Carlos di The Dark Zone.

Bersenjatakan pisau di tangan dan emosi, Carlos langsung menyambangi Juan di rumah dan menikamnya berkali-kali di perut sebelum akhirnya dia kabur dari tempat kejadian perkara.

Tidak butuh waktu lama pihak kepolisian mengantongi identitas pelaku penusukan. Berkat bantuan rekan-rekan Juan yang kebetulan sedang party chat bersama, mereka langsung memberikan informasi lengkap yang berhubungan dengan kejadian ini.

Menurut keterangan mereka, Carlos kesal dengan kelakuan Juan yang merasa lebih baik dari dirinya. “Ia berpikir ia sangat hebat dalam gim The Division. Mungkin ia hebat di dalam gim, tetapi saya membuktikan bahwa ia bukanlah apa-apa di dunia asli,” kata Carlo saat ditangkap di rumahnya.

Sekadar informasi, The Division adalah gim action RPG (role playing game) dengan fitur PvP saat player masuk ke dalam wilayah bernama The Dark Zone. Dalam wilayah tersebut player dapat saling membunuh dengan konsekuensi mendapatkan label Rogue Agent. Player yang memiliki label Rogue Agent dapat diburu dan dibunuh player lainnya yang ada di The Dark Zone. (A.R.R)

ICW: Tim Pemburu Koruptor Harus Dievaluasi

Baca.KP,- Jakarta – Buron kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono ditangkap oleh polisi Tiongkok atas permintaan Tim Pemburu Koruptor (TPK). Ini merupakan tangkapan kedua TPK selama Pemerintahan Jokowi-JK.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho menilai, Kejaksaan Agung harus mengevaluasi tim tersebut.

“Tim harus dievaluasi tim berburu koruptor jangan sampai biaya berburunya lebih tinggi dari uang negara yang dimakan oleh koruptor,” ujar Emerson ketika dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Menurut dia, selama ini tidak ada transparansi tentang kinerja Tim Pemburu Koruptor. “Jika mengalami kesulitan, kendalanya apa itu yang harus disampaikan. Laporan tahunan juga tidak pernah diungkapkan ke publik,” pinta Emerson.

Dia mengatakan jaksa juga harus mengumumkan siapa saja buron yang kabur ke luar maupun dalam negeri. Sebab, publik tidak bisa turut serta melacak jejak para koruptor yang masih ‘bergentayangan’.

“Di situsnya Kejaksaan, identitas buron yang diunggah enggak sampai 10. Gimana publik mau terlibat berpartisipasi jika mereka seolah menutup-nutupi,” kata Emerson.

Dia juga meminta Kejaksaan Agung terus mengejar buron kasus BLBI yang lain. Terlebih kasus itu merugikan negara ratusan triliun rupiah.

“Saat Samadikun tertangkap, jangan sampai kasusnya berhenti. Buron yang lain pun harus ditangkap. Jangan sekedar berburu di luar, koruptor di dalam dibiarin,” ucap Emerson.

Menurut Emerson, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Aparat penegak hukum harus berkaca pada kasus yang telah lalu. Masih banyak koruptor yang kabur dan berkeliaran di luar negeri.

“Tiga puluh tiga di luar negeri. Sangat banyak dan tidak pernah bisa dicari keberadaannya,” ungkap Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso dalam jumpa pers di Berlin, Jerman. w.a